Mading AFIIQ Meriah Dan Terarah

Senin, 18 April 2011

KH.HASYIM ASY`ARI SANG KAKI LANGIT DARI TANAH JAWA


afiiq edisi agustus 2011

Nama lengkapnya adalah: Muhammad Hasyim bin Asyari bin Abdul Wahid bin Abdul Halim yang dijuluki (pangeran benowo) bin Abduddohman yang dijuluki jaka tingkir
(sultan Hadi wijoyo) bin Abdulloh Azizbin Abdulloh Aziz bin Abdullah Fatahbin Maulan Ishaq, Ayah Raden AinulYaqin yang masyhur dengan nama Sunan Giri.

Beliau lahir di desa Nggedang, Jombang jawa-timur, pada hari Selasa koliwon, 2 Dzul Qo`dah 1287 H.. Bertepatan dengan tanggal 14 Februari 1871 M., Dan wafat Tanggal 25 juli 1947 M. pukul 03.45 dini hari, bertepatan dengan Tanggal 7 ramalan 1366 H. dalam usia 79 tahun.
JEJAK PENDIDIKAN SANG KIAI
Jejak pendidikannya dimulai dari mempelajari Al-Quran dan dasar-dasar
Ilmu agama di bawah Asuhan orang tuanya sendiri. Setelah itu beliau melanjutkan pendidikannya diberbagai pondok pesantern di daerah jawa, seperti pon-pes Sono dan Pon-pes sidoarjo dan langitan Tuban, setelah itu pindah ke pondok Bangkalan Madura yang pada saat itu di asuh oleh Shohibul Karomah Syekh Khlil yang terkenal dengan kewliannya.
Selama mondok di pesantren sidoarjo Kiai Ya`kub yang memimpim pon-pes tersebut melihat kesungguhan dan kebaikan budi pekerti Syekh Hasyim Asyari hingga Ia kemudia menjodohkan dengan putrinya, Khodijah pada tahun 1892, tepatanya ketika Hasyim Asyari berusia 21 tahun ia menikah dengan Khadijah putrid KH. Ya`kub.
Setelah melangsungkan pernikahan itu, KH. Hasyim As`ari bersama istrinya Khodijah segera melakukan Ibdah Haji ke tanah suci makkah. Sekembalinya dari makkah, KH. Ya`qub selaku mertuanya menganjurkan kepada Hasyim As`ari agar mrnuntut Ilmu di makkah. Hal ii terjadi kana di dorong oleh keadaan pada awaktu itu yang melihat ketinggian reputasi ke-ilmuan sorang dari pengalamaanya menimba ilmu di makkah selama bbertahun-tahun.
Setelah merasa cukup persiapan mental dan lainnya, KH. Ya`qub bersama KH. Hasyim Asy`ari dan istrinya berangkat ke makkah  untuk mukim dalam rangka menuntut ilmu agama islam. Namun ketika baru saja 7 bulan berada di makkah, Istrinya melahirkan seorang putra yang bernama Abdullah. Akan tetapi beberapa hari setelah melahirkan, istrinya Khadijah meningggal dunia. Akhirnya pada tahun berikutnya Abdullah juga meninggal dunia. Akhirnya pada tahun berikutnya, KH. Hasyim Asyqari kembali ke Indonesia bersama mertuanya. Dan setelah itu, Hasyim Asy`ari kembali ke makkah bersama adik kandungnya bernama Anis pada tahun 1309 H./1893M.

Memperdala Ilmu Agama Di Kota Makkah Adalah merupakan sebuah dambaan yang di idam-idamkan oleh kalangan sntri pada saat itu, terutama dari kalangan santri yang bersal dari jawa, madura sumatra dan kalimantan.
 Dalama perjalannya menuntut ilmu di makkah itu, Hasyim asyari berjumpa dengan beberapa tokoh yang selanjutnya dijadikan sebagai gurunya dalam berbagai disiplain ilmu agama islma. Diantara guru Hasyim asyari di makkah adalam syekh Makhfudz Atturmusi putr K.Abdullah yang memimpin pesantren termas. Dikalangan para kiai jawa Syekh Mahfudz dikenal sebagai Ahli Hadist Bukhori,. Dari gurunya ini Hasyim Asyari mendapat ijazah untuk mengajar kitab Shohih Bukhori.
Guru Hasim Asyari Selanjutnya adalah Syekh ahmad khotib dari minangkabau yang wafat pada tahunn 1334 H. Syekh ahmad Khotib ini adalah menantu Syekh Sholih Kurdi, Seorang hartawan yang memiliki hubungn baik dengan para penguasa makkah. Ia menjadi Ulama dan guru besar yang cukup terkenal di makkah serta menjadi seoarang imam masjidil haram untuk para penganut madzhab syafii.
Selain itu Haysim Asyari berguru pada sejumlah tokoh di makah, seperti Syekh al-Allamah Abdul Hamid Addarustani dan Syekh muhammad Syuib al-Madribi, Syekh Ahmad Amin al-Atthor, Sayyid sultan Ibnu Hasyim, Sayyad Ahnad Ibnu Hasan, Seykh Sayyid Yamani. Sayyid Alawi bin Ahmad As-saqaf, Sayyib Abbas Maliki, Sayyid Abdullaoh Az-zawawi, Syekh Shalih bafadlol dan Syekh sultan Hasyim Daghostani.
Melalui berbagai Ulama dan tokoh-tokoh yang menjadi gurunya di makkah itu, Hasyim Asyari banyak menimba Ilmu agama Islam. Ilmu-ilmu agama yang ia pelajari itu, antara lain Fiqh dengan konsentrasi padaa madzhab Syafii Ululmul Hadist. Tauhid, Tafsir, Tashwwuf dan ilmu alat yaitu Nahwu sharof mantheq dan balaghoh dll.
Dari sekian banyak ilmu agama yang di pelajarinya itu, Hasyiam Asyari lebih banyak memusatkan perhatian dan ke ahliannya pada Hadist, trutama kumpulan hadist Imam Muslim.
Setelah kurang lebih tujuh tahun bermukim di makkah dan menguasai diberbagai fan Ilma agama islam, Hasyim Asy`ari memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya. Pada Tahum 1900 M. , bertepatan dengan tahun 1314 H. Hasyim Asy`ari kembali ke tanah air, Lantas kemudian beliau Hasyim Asy`ari menularkan ilmunya melalui pengajian keagamaan secara terbuka. Dan dalam waktu yang relatif singkat Nama Hasyim begitu tenar terutama di tanah jawa. Keberhasilan Hasyim Asy`ari itu karna di dukung dengan kepribadian yang luhur, pantang menyerah dan spiritualitas tinggi.

Selang beberapa waktu kemudian beliau Hasyim Asy`ari mulai mengibaskan sayapnya dengan mengajarkan ilmunya di berbagai pondok- pesantren. Diantaranya adalah pondok Nggedang, sebuah pondok  pesantren yang didirikan oleh kakeknya yang bernama KH.Ustman.  Setelah mengajar   di tempat ini beliau membawa 28 santri. Dalam tradisi yang berlaku : bagi santri yang telah menamatkan pelajarannya, Ia dipersilahkan membawa beberapa sntri pindah ke lain tempat untuk mendirikan pesantren baru.

Tebu Ireng adalah tempat yang dituju Hasyim Asyari untuk memulai merintis pesantren baru. Sebuah desa terkenal dengan lembah hitam atau daerah hitam. Konon dinamakan dengan tebu ireng karna banyak tebu yang berwarna hitam(tebu ierng). Di sinilah KH. Hasyim Asy`ari banyak melakukan aktifitas tidak hanya berperan sebagai pimpinan pesantren secara formal, melainkan juga sebagai pemimpin masyarakat secara informal.

Sebagai pimpinan pesantren dan teladan masyarakat, KH. Hasyim Asyari melakukan pengembangan institusi pesantrennya, termasuk mengadakan pembaruan sistem dan kurikulum pesantren. Tidak hanya beliau juga menunjukkan kepeduliannya terhadap kebutuhan masyarakat melalui bantuan pengobatan pada masyarakat yang membutuhkannya, termasuk juga pada keturunan belanda.

Pem-bersatu Umat
Hasyim Asyari Ulama teladan Ummat. Beliau begitu gigih dalam berjuang untuk memberantas kebodohan Umat utamanya dalam keagamaan. Agar terwujud cita-citanya dan agar lebih terorganisir ,  beliau bersama para Ulama besar lainnya. Diantaranya adalah KH. Wahab Hasbullah dan syekh Bisri syamsuri,  mendirikan Suatu Jam`iyyah yang di namakan denagn NAHDLTUL ULAMA (NU). Pada tanggal 16 rojab 1344 H. Tepatnya. Sebuah Organisasi yang kini tetap berjaya di Indonesia. Dan Hayim Asy`ari dipercaya untuk mengisi jabatan sebagai Rais Akbar samapai beberapa priode kepengurusan.

Disamping beliau menjabat sebagai Rais Akbar atau jabatan paling tinggi pada waktu itu, beliau juga terkenla sebagai Ulama yang produktif . banyak kita temukan karya buah pena beliau yang sudah tidak asing lagi bagi kita.
Diantaranya adalah:

Ø      Adabul Alim wal Mut`allim
Ø      Risalatul Jami`ah
Ø      Ziyadatu Ta`liqat
Ø      Tanbihat Al-wajibat
Ø      Hasiyah Ala Fathir Rohman
Ø      Darul Munqatsirah
Ø      At-Tibyan
Ø      Risalah At-tauhidiyyah
Ø      Al-Qala`id
Ø      Nurul Mubin fi Mahabbati Sayyidil Mursalin

Mungkin inilah ringkasan biographi KH.Hasyim As`ari. Seorang tokoh yang terkenal ini mampu menyatukan Masyarakat dalam suatu lingkaran NAHDLATUL ULAMA.
Semoga bermanfaat dan bisa meneladaninya. Amin.....


Pustaka referensi:
Fajar Nugraha, Peranan KH.Hasyim Asy`ari dalam kebangkitan Islam di Indonesi , Skripsi( jakarta: IAIN Syarif Hidayatullah jakarta,1983) hal.7.
Abu Bakar Aceh, Op. Cit, hal.35.
Martin Van Bruinessen, NU, Tradisi, Relasi-relasi Kuasa, Pencarian Wahana baru, terjamahan S,Farid Wajdi (Yogyakarta: LKIS,1994), hal. 42.

Tidak ada komentar:

Sumber: http://eltelu.blogspot.com/2012/03/cara-memasang-custom-google-translate.html#ixzz2ErfvM2Di