Mading AFIIQ Meriah Dan Terarah

Kamis, 19 Mei 2011

Lupa intinya,

Lupa intinya, lupa yang paling penting
Tim redaksi Afiiq
Seorang guru sekolah kesal dengan anak didiknya sebut saja Ghofil. Ia selalu saja lupa membawa membawa sesuatu ketika sekolah. Kadang PR ketinggalan, kadang pulpen, kadang buku catatan, dan banyak lagi.
Akhirnya sang gurupun memutuskan untuk melakukan kordinasi dengan Kesiswaan sekolah, guna mengawasi sang Ghofil sebelum berangkat sekolah, dan memberi check list pada sang anak itu, berisi daftar apa saja yang harus dibawa.
"Semua sudah siap?" tanya Pak Rofi-i
"Siap!" jawab sang Ghofil yakin.
Berangkatlah sang Ghofil.
Untuk meyakinkan tidak ada yang lupa, pak Rofi-i sambil mengawasi anak itu, mengulang check list Ghofil yang segera akan melangkah meninggalkan pak rofi-i.

"Nak, kamu sudah masukkan PR ke dalam tas?"
"Sudah, Pak!"
"Pulpen, penggaris, busur, dan jangka siap?"
"Sudah, Pak"
"Kaos olah raga, sudah dimasukkan?"
"Sudah, Pak!"
berangkatlah sang Ghofil menuju kelas dengan bangga, karena kebetulan juga sang satpam terlihat ramah. Tidak seperti biasanya. Hehe..
Sang guru dengan melemparkan tugas chek khusus pada kesiswaan berharap semoga saja setelah ini anak didiknya ini bisa belajar lebih disiplin.
Begitu sampai di pintu kelas, sang Ghofil melongo panik.
"Kenapa" tanya sang guru
"Tasnya ketinggalan di rumah," jawab sang Ghofil nyengir.
_________________________________________________________________________________________
Humor dan hikmah
Seringkali kita terjebak banyak detail tapi malah lupa intinya.
Kita terjerat masalah kecil-kecil justru lupa gambaran besarnya.
Kita terjebak pada jalannya tapi lupa pada tujuannya.

Kesiswaan pada kisah di atas begitu detail mengecheck semua barang yang harus dimasukkan ke dalam tas, ternyata malah tasnya yang ketinggalan. Luput dari perhatiannya.
Ada orang tua, guru yang ingin membuat anaknya maju dan sukses, menyuruh anaknya kursus berbagai kegiatan, malah membuat anaknya stres dan trauma belajar. Lupa intinya adalah untuk kemajuan dan kebahagiaan anak.
Ada ulama yang ingin menyatukan umat tapi malah terjebak dengan menyeragamkan pendapat malah berujung pada pertikaian. Lupa tujuan awalnya. Karena itu jika membuat rencana, pastikan kita setia pada tujuan, dan jangan terjebak pada jalan mana yang kita tempuh, karena kalau lupa tujuan awal malah bisa berubah jadi kesalahan fatal.

Pernah mengalaminya? Ada contoh lain?

Tidak ada komentar:

Sumber: http://eltelu.blogspot.com/2012/03/cara-memasang-custom-google-translate.html#ixzz2ErfvM2Di